Oleh karena itu, dia mepertanyakan pihak-pihak yang menolak PSN maupun PIK 2 di pesisir utara Tangerang.
"Kalau ada yang teriak tolak PSN, tolak PIK 2, mereka itu orang mana? Apa mereka itu orang pesisir utara Tangerang atau orang luar? Mereka tidak tahu kultur pantura," ungkap Fahmi.
Baca Juga:
PLN Tuntaskan Proyek Listrik Strategis di Sumsel, 210 Tower Melintasi Lima Wilayah
Menurut Fahmi, klaim pihak luar yang memperjuangkan kepentingan masyarakat pesisir utara Tangerang juga perlu dipertanyakan.
"Warga yang bukan warga pribumi jangan teriak-teriak membela pribumi (warga asli pesisir utara Tangerang). Pribumi mana yang mereka bela? Sejak kapan mereka membela pribumi," ucap Fahmi.
Fahmi menilai tidak fair jika polemik tentang pagar laut dijadikan alasan menyetop proyek PSN maupun PIK 2.
Baca Juga:
Banyak PSN Bakal Dibangun di Majalengka, MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Percepatan Pembangunan Kawasan Metropolitan Rebana Makin Jelas
"PSN maupun PIK 2 sudah sangat ditunggu warga pantura (Tangerang) khususnya. Kami sudah lama ingin wilayah ini bisa berkembang," kata Fahmi.
Sementara itu, warga Teluknaga lainnya, Saepudin mengatakan isu pagar laut maupun penghentian proyek PSN dan PIK 2 meresahkan warga di daerahnya.
Hal itu karena banyak masyarakat yang memiliki harapan terhadap pembangunan kedua kawasan tersebut.